You are currently viewing Literasi Masyarakat Adat Nusantara

Literasi Masyarakat Adat Nusantara

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Institut Bisnis Nusantara (IBN) periode 2024/2025 sukses melaksanakan “Program Nonton dan Diskusi Bareng” bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) pada Kamis (31/10/2024) pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Acara berlangsung di ruang Amphiteather Lantai 3 IBN dan dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta yang merupakan gabungan dari dosen, mahasiswa dan Tendik IBN.

Perwakilan dari AMAN yang hadir sebagai narasumber adalah Bapak Lasron P.Sinurat dan Bapak Firman N.Ikhwan.

Kegiatan diskusi diawali dengan acara menonton film bersama tentang Tanah Adat di Tapanuli Utara selama 30 menit.

Melalui media film, AMAN ingin meliterasi sivitas akademika yang hadir tentang tanah adat yang tengah diperjuangkan oleh masyarakat adat.

Bapak Lasron P.Sinurat memimpin sesi diskusi

Menurut AMAN, masyarakat adat yang tersebar di seluruh penjuru nusantara telah mengelola tanah adatnya sesuai dengan aturan adat yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Selama kurun waktu tersebut, masyarakat adat memiliki hak atas tanah adatnya dan bertanggungjawab penuh dalam pengeloaannya dengan cara tradisional demi keseimbangan alam. Masyarakat adat sadar melalui keberadaan tanah adat yang lestari, masyarakat adat mampu memberikan sumbangsih penting untuk tetap menjaga sumber penghidupan dan berperan dalam upaya pelestarian budaya serta lingkungan.

Para peserta menonton film dokumenter

AMAN berharap generasi muda yang terlibat dalam acara ini memiliki kepekaan untuk dapat memberikan sumbangsih nyata sebagai akademisi terhadap kasus ketidakadilan yang menimpa masyarakat adat sesuai bidang keilmuannya. Upaya perlindungan terhadap masyarakat adat wajib dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat.

Pada kesempatan ini, Yunita selaku Ketua BEM yang terlibat dalam kegiatan mengapresiasi kolaborasi AMAN dengan seluruh BEM IBN serta peserta yang turut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan. Menurutnya, kegiatan ini membuka ruang bagi mahasiswa untuk mengetahui tentang masyarakat adat dan upaya mereka dalam melindungi tanah adat.

“Ternyata tanah adat berbeda dengan tanah negara dan itu dipaparkan dengan sangat rinci melalui media film. Saya terharu atas perjuangan masyarakat adat mempertahankan tanah leluhurnya,” ujarnya.

Ketua BEM IBN, Yunita 

Tidak hanya itu, menurutnya kegiatan ini juga membuka pengetahuan mahasiswa tentang berbagai kebijakan pemerintah yang disinyalir kerap merugikan masyarakat adat.

“Melalui film ini kita bisa menyaksikan bahwa ada banyak kasus bersinggungan dengan kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan masyarakat adat. Kebijakan pemerintah seharusnya memihak masyarakat adat,” ujarnya.

Sebagai mahasiswa, ia berharap dapat berpartisipasi dalam upaya literasi kepada masyarakat luas tentang masyarakat adat dan tanah adat dan pentingnya berpihak kepada masyarakat adat dalam upaya mempertahankan tanah adatnya. 

Kaprodi Ilmu Komunikasi Bapak Wahyu Wary Pintoko, S.PT, M.Si menerima penghargaan dari AMAN Bapak Firman N.Ikhwan. 

Kaprodi Ilmu Komunikasi Bapak Wahyu Wary Pintoko, S.PT, M.Si,  berharap melalui kegiatan ini, akademisi yang berpartisipasi dapat berempati terhadap berbagai kasus ketidakadilan yang dialami masyarakat adat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan berpartisipasi dalam pembuatan karya yang berkaitan dengan masyarakat adat. Dengan demikian, melalui karya yang dihasilkan, menurutnya banyak pihak yang mengetahui tentang masyarakat adat dan tanah adat yang wajib tetap dilestarikan. 

“Ke depan semoga para akademisi dapat terdorong untuk berdiskusi tentang masyarakat adat, menjadikannya bahan penelitian, mempublikasikan dan menyebarkannya ke khalayak luas melalui publikasi karya. Semakin banyak yang mengetahui tentang informasi ini, akan semakin baik untuk menjaga eksistensi masyarakat adat,” pungkasnya.